KKN
atau Kuliah Kerja Nyata adalah kegiatan mahasiswa ketika selesai semester enam,
KKN secara sederhana bertujuan untuk mengubah paradigma pembangunan
(development) menjadi paradigma pemberdayaan (empowerment) di dalam pelaksanaan
kegiatan KKN sehingga kegiatan tersebut menjadi lebih kontekstual, sehingga rekontekstualisasi
kegiatan KKN ini mampu menghasilkan bakal pemimpin sejati. Sehingga lulusan
Universitas Ekasakti mempunyai empati dan peduli terhadap permasalahan
masyarakat ekonomi lemah dan mampu memberdayakan mereka untuk menolong diri
mereka sendiri.
![]() |
Berfoto bersama di depan posko KKN-PPM Nagari Tuik |
Berdasarkan
paradigma pemberdayaan tersebutlah maka kegiatan KKN diubah namanya menjadi
KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata dan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat). Dalam hal
menjaga citra kegiatan KKN-PPM. Universitas Ekasakti menetapkan proses
pendaftaran, penetapan tema dan penyelenggaraan KKN-PPM dilakukan secara
profesional dengan melibatkan Fakultas, Direktorat Administrasi Akademik,
Direktorat Keuangan, Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset.
Sejalan
dengan perubahan paradigma tersebut, maka KKN-PPM dilaksanakan dengan berpijak
pada prinsip Keterpaduan aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi,
Empati-Partisipatif, Interdisipliner, Komprehensif-Komplementatif,
Realistis-Pragmatis, Environmental development dan dengan prinsip
pelaksanaannya secara co-creation (gagasan
bersama), co-finacing/co-funding
(dana bersama), Flexibility (keluwesan),
Sustainability (berkesinambungan),
KKN-PPM berbasis riset dan Program KKN-PPM menerapkan prinsip sustainability.
Setelah
data kelompok dan penetapan lokasi KKN-PPM keluar, saya terpilih pada kelompok
tiga di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan tepatnya di Nagari Tuik IV Koto
Mudiek dengan jumlah keanggotaan pada saat itu 30 orang. Setelah kami melewati
proses pembekalan dan juga rapat perdana kelompok kami, rekan-rekan sekelompok bersepakat
menetapkan saya sebagai ketua dari kelompok.
Ketika
kami sudah berada di Nagari Tuik IV Koto Mudiek, dengan tidak memolor waktu,
dalam minggu pertama kami langsung melakukan survei lokasi dan melihat
paradigma yang terjadi. Banyak hal yang yang harus dibenahi kami temui di
nagari tersebut karena kebetulan nagari tersebut baru proses pemekaran dan
masih dalam kepemimpinan wali nagari perdana. Secara prinsip kelompok, kami
merasa senang karena kami tidak lagi memusingkan program-program apa yang kami
jalankan.
Dari
78 buah persoalan yang kami temui di nagari tersebut, dari sanalah para anggota
kelompok memilih program mana yang bisa mereka jalankan untuk program
individunya, karena untuk program induk/ kelompok sudah ditetapkan oleh pihak
kampus dengan tema “Nagari Sehat Bersama JKN-KIS”. Saya sendiri dari Fakultas
Pertanian Prodi Agroteknologi dari awal ingin menjalankan program “Sehat Dengan
Pertanian Organik” seakan gugur di tengah jalan, karena ada hal yang lebih
penting saya jalankan pada saat itu.
Dengan
mengubur angan-angan program yang sudah saya rancang sebelum KKN-PPM
dilaksanakan, saya lebih memilih program “Pembuatan Website Nagari” karena
nagari tersebut masih miskin pada jejak digital, bahkan tidak ada satupun baik
itu portal berita maupun artikel tentang nagari tersebut di internet. Nama nagari
tersebut hanya tercantum sebagai salah satu nagari yang melakukan pemekaran
pada Website Kabupaten Pesisir Selatan, hanya itu saja tanpa ada penjelasan
lainnya.
Tepat
pada minggu ketiga pelaksanaan KKN-PPM saya sudah merampungkan pembuatan website nagari tersebut dengan bekerjasama dengan sekretaris nagari dan juga
sekretaris nagarilah yang sedikit mengerti seputar dunia website dan dia saya
pilih untuk admin pengelolah website tersebut dan dengan saya bantu dalam hal
monitoring jika seandainya ada sesuatu yang terjadi pada website tersebut. Website Nagari Tuik
Program Pembuatan Website Nagari |
Terlepas
dari program individu tersebut, kami juga melihat sebuah persoalan di nagari
tersebut yaitu sering ada praktik jual-beli darah karena untuk stok darah
disana sering tidak tercukupi. Dari paradigma tersebut, kami sekelompok sepakat
untuk membuat program induk/ kelompok tambahan yaitu “Bank Darah Berbasis
Nagari”. Dengan mengadakan rapat intern kelompok secara singkat, disana kami mempelajari
seputar seluk-beluk transfusi darah karena kebetulan pada Universitas Ekasakti
tidak ada Fakultas Kedokteran. Hehehe...
Foto saat rapat berlangsung |
Pada
hari kedua rapat tepatnya minggu ke dua program KKN-PPM, salah satu anggota
kelompok berhasil menjalin kesepakatan kerjasama dengan PMI Kota Padang dalam
hal penyimpanan dan pendistribusian darah pada nagari tersebut. Penampatan kami
pada saat itu hanyalah sebagai perintis dan secara teknis pihak pemerintah
nagarilah yang menjalankan program tersebut dengan dibantu dari pemerintah
kabupaten jika seandainya pihak pemerintahan nagari mengalami kendala.
Prinsip
“Bank Darah Nagari” itu sangat sederhana, yaitu dengan mencari para pendonor
tetap dengan jumlah pendonor sebanyak 5-10 orang pada setiap golongan darah,
dan jika seandainya ada pendonor lainnya pada masyarakat nagari tersebut, maka
darah disimpan sebagai stok darah nagari tersebut. Darah yang terkumpul
tersebut hanya bisa digunakan untuk masyarakat nagari tersebut juga karena bank
darah ini berbasis nagari. Fungsi PMI disana adalah sebagai sarana medis dan
penyimpan stok darah yang sudah ada, dan pihak PMI pada saat itu sangat setuju
untuk kerjasama tersebut. Karena kebetulan, program ini belum ada dilakukan di
nagari manapun.
Setelah
semua data dan dokumen penunjang telah memadai, masuk minggu ketiga kami
mengunjungi Kantor Wali Nagari untuk menyampaikan dan meminta persetujuan untuk
menjalankan program tersebut. Tapi, sungguh disayangkan. Pada saat itu Bapak
Sumardi sebagai Wali Nagari Tuik IV Koto Mudiek langsung mengatakan bahwa
beliau tidak menyanggupi program tersebut, sedangkan kami sudah mempersiapkan
semuanya.
Sampai
empat hari berturut-turut kami berusaha meyakinkan beliau untuk program
tersebut, tetapi beliau masih bertahan pada keputusannya. Memang pada saat itu
kami merasa kecewa dengan keputusan bapak wali nagari tersebut, karena kami
merasa bahwa program tersebut sangat dibutuhkan masyarakat pada nagari
tersebut. Terlepas dari itu semua, disini saya hanya menceritakan pengalaman KKN-PPM
yang pernah kami jalani. Untuk pembaca secara umum, mungkin ada yang tertarik
untuk menjalankan program ini pada daerahnya dan secara khusus untuk Mahasiswa/i
Universitas Ekasakti, program ini sangat bagus untuk dijadikan program induk
tambahan pada saat KKN-PPM generasi selanjutnya.
Sekian terima kasih...
No comments:
Post a Comment