Oleh : Dayendra Sasri
Mesjid Godang Lamo |
Jika dilirik lebih jauh
kebelakang, Kecamatan Kapur IX tepatnya di Kenagarian Sialang terdapat Mesjid
Godang Lamo “Mesjid Besar Tua”. Kecamatan Kapur IX selain memiliki wisata
alamnya (baca juga wisata kapur ix) yang sangat mempesona juga terdapat peninggalan bersejarah religi. Yaitu
Mesjid Godang Lamo, masjid ini diketahui telah berdiri sejak tahun 1830 atau
tepatnya belanda masih menguasai negara ini.
Masjid yang kaya akan sejarahnya
dan diperindah oleh seni dan arsitektur khas masjid kuno pada masa kerajaan
pagaruyuang dahulu. Jika dilihat dari sisi arsitekturnya, Masjid Godang Lamo
ini mirip dengan Masjid Gadang di Koto Nan Ampek Kota Payahkumbuh. Namun cukup disayangkan,
masjid yang dahulu pernah berjaya mengiringi perkembangan islam pada masa silam
sekarang hampir roboh ditelan usia.
Menurut penuturan Nenek
As Gelanggang (54) “begitu banyak kenangan yang tertinggal di masjid ini. Disinilah
anak nagari (Sialang) pertama melakukan tradisi minang kabau seperti jalang-manjalang
antara ulama, cadiak pandai dan masyarakat umum lainnya. Selain itu di mesjid
ini dahulu menjadi pusat dari segala kegiatan adat selain dijadikan tempat
mengaji dan menuntut ilmu lainnya juga menjadi pusat keramaian muda-mudi pada
zaman dahulu”.
Mesjid ini merupakan
bukti peradaban Islam di Kenagarian Sialang Kecamatan Kapur IX, ternyata islam
sudah didalami oleh masyarakat Kecamatan Kapur IX semenjak tahun 1830an. Masjid
ini juga bisa dijadikan simbol atau wisata religi akan tetapi sekarang
bangunan masjid ini sudah tidak layak
pakai. Perlu direnovasi dan diperkirakan untuk merenovasi Masjid Godang Lamo
yang terbuat dari kayu ini membutuhkan biaya mencapai ratusan juta rupiah.
Pada awal era 2000an,
masjid yang ada di Kenagarian Sialang Kecamatan Kapur IX. Terdapat tiga buah
mesjid. Yaitu Masjid Godang Lamo, Masjid Godang Baru, dan Masjid Muklisin. Namun
karena alasan peremajaan. Mengingat pada saat itu mesjid raya adalah Mesjid
Godang Baru yang berukuran tidak terlalu besar. Maka dibangun mesjid baru yaitu
Mesjid An-Nur yang lebih modern, dan karena ada nya masjid yang baru, maka
Masjid Godang Baru dirubuhkan.
Sebenarnya hal ini
bukan lah polemik yang baru terjadi. Dahulu, biaya yang diperlukan untuk
merenovasi masjid terkendala dana karena akan memakan biaya yang sangat banyak
karena renovasi pada Masjid Godang Lamo diperkirakan membutuhkan 90% renovasi. Karena
masyarakat membutuhkan masjid raya yang berukuran lebih besar maka dibangunlah
masjid baru, yang terlihat pembangunannya sampai sekarang memasuki tahap 80%
pembangunan.
Diketahui pada tahun
2015 Edwar Idrus yang merupakan bendahara Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) sudah
melalukan permohonan kepada Pemerintah Kabupaten 50 Kota agar aset sejarah ini
segera direnovasi. Namun hal itu seakan tidak digubris, terlihat sampai
sekarang Masjid Godang Lamo hampir rubuh karena tidak kunjung direnovasi.
Karena hal tersebut,
kita selaku pemuda-pemudi Kecamatan Kapur IX kembali berharap agar aset yang
tidak ternilai harganya ini jangan sampai kandas sia-sia. Mengingat juga harga
gambir yang sekarang sudah stabil, agar bisa membentuk suatu badan penggalangan
dana tertentu, baik itu bekerja melalui pemerintahan maupun adat nagari. Juga melakukan
penggalangan dana dari para perantau, karena diketahui banyak pemuda-pemudi
Kecamatan Kapur IX yang sukses diperentauan. Selain itu kita juga kembali
berharap agar Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi sekalipun agar
kembali meninjau aset bersejarah ini agar segera direnovasi. Karena sangat
disayangkan aset yang berharga itu hilang lenyap ditelan masa.
Wassallam..
Terima kasih...
No comments:
Post a Comment