Oleh : Dayendra Sasri
Ilustrasi penemuan candi |
Setiap daerah
memiliki ciri khas dan sejarah tersendiri, namun tidak sedikit daerah yang
seakan melupakan dan membiarkan warisan sejarah tersebut hilang. Maka jika dilihat
dari sudut pandang kebudayaan, daerah akan terlihat matang apabila dilihat dari
pendahulunya. Warisan sejarah memang sangat membosan kan untuk dikaji, namun
penuh kejutan jika kita mau mendalami dan menelusuri.
Di
Kecamatan Kapur IX selain masih asri dengan bentang alamnya wisata kapur ix juga mengandung
situs bersejarah. Tidak banyak yang mengetahui, bahkan pribumi sendiri sangat
miskin akan informasi tersebut. Lokasi situs tersebut berada di Kenagarian
Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX dan situs tersebut berupa candi, yang sekarang hanya tinggal
tapak/ pondasi.
Jika kita menelusuri lebih jauh dari sejarah situs candi koto gilingan. Candi ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang terdapat di Kecamatan Kapur IX, dan eksistensi candi ini sebenarnya lebih tua dan dahulu berjaya jika dibandingkan dengan kerajaan pagaruyuang. Candi koto gilingan merupakan candi terbesar kedua setelah candi muaro takus yang berada di Kampar Riau. Stupa candi ini tidak lazim seperti candi aliran agama budha lainnya. Umumnya stupa candi-candi budha berbentuk lonceng duduk.
Dengan
minimnya sumber informasi, bahkan pada situs Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi
Sumatera Barat pun juga tidak saya temukan. Namun ada satu Blog rujukan yang
memuat dari hasil temuan dari Tsue Cimiong dan menuangkan ke dalam tulisannya “Greats
Simiao”.
Kompleks
candi ini di kelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter. Sementara candi itu
sendiri berukuran 6 x 7 meter. Di luar areal kompleks, terdapat pula tembok
tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampai ke
pinggir sungai. Namun sayang sekali, situs bersejarah ini tidak pernah dirawat
dan dikembangkan oleh pemerintah.
Asal
muasal nama Candi Koto Gilingan (Tuankuse) yaitu Candi Koto Gilingan berasal
dari nama sebuah tempat yang mengandung sejarah perang pada masa itu. Candi ini
secara bentuk dan struktur belum dapat kita lihat secara jelas dan masih
terkubur. Menurut seorang pemuda asal Australia yang pernah mengadakan
penelitian kecil di situs tersebut. Bentuk Candi Koto Gilingan ini sama bentuk
dan strukturnya dengan candi yang berada di riau. Candi Koto Gilingan dipimpin
oleh seorang tuan putri yang bernama Abun Tsuri.
Candi
Koto Gilingan merupakan candi penganut agama budha. Ada yang berpendapat bahwa
candi ini peninggalan dari agama budha yang datang dari India karena bentuknya
sangat mirip dengan candi acoka yang ada di china. Kompleks Candi Koto Gilingan
merupakan satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Kecamatan
Kapur IX.
Candi
Koto Gilingan ini merupakan bukti historis bahwa Agama Budha pernah berkembang
di kawasan ini beberapa abad yang silam. Kendatipun demikian, para pakar
purbakala belum dapat menentukan secara pasti, kapan candi ini didirikan. Ada sebagian
mengatakan pada abad ke sebelas, ada juga yang mengatakan abad ke empat, ke
sembilan dan lain sebagainya.
Untuk
kedepannya, kita berharap Pemerintah dan pecinta purbakala untuk mendalami dan
melakukan riset lebih jauh lagi agar situs ini mendapatkan perhatian. Selain
bisa dijadikan sumber pendapatan daerah melalui pariwisata, juga menjadikan
sarana edukasi bagi generasi yang akan datang. Selain itu agar Situs Purbakala ini aman dari para pemburu benda purbakala dan perusakan situs oleh tangan yang tidak bertanggung jawab.
Wassalam..
Nb
:
- Dengan sulitnya mendapatkan rujukan, jika ada rekan-rekan yang memiliki buku, dokumen dan lainnya agar membagi kepada penulis agar penulis bisa mengupdate tulisan di atas.
- Sumber “Cit http://www.awingsanara.blogspot.com”.
bentuk candinya mana pak...
ReplyDelete