Sunday, December 4, 2016

MENEPIS LIRIKAN NEGATIF TENTANG JURUSAN PERTANIAN

Oleh : Dayendra Sasri
ilustrasi pertanian
 
Sudah menjadi adagium lama di tengah masyarakat kita bahwa jurusan pertanian adalah suatu jurusan yang tidak mempunyai prospek yang baik untuk kedepannya. Hal ini memang senada dengan banyaknya survei tentang mahasiswa baru yang mengambil jurusan pertanian semakin hari semakin menurun. Hal ini juga juga saya alami pada saat pertama kali menjuruskan niat saya pada saat mau masuk ke universitas. Banyak sahabat dan rekan terdekat saya yang seakan ingin mengecilkan niat saya untuk mengambil jurusan tersebut.


Namun sebagai mahasiswa baru, saya hanya menjawab dengan senyuman manis saja karna saya sendiripun memang belum mengetahui dan mempunyai argumen yang kuat untuk memenangkan sanggahan itu. Namun pada akhirnya sekarang saya sudah lebih banyak mengatahui tentang pertanian secara mendalam dan hal inilah yang mendorong saya untuk menulis artikel ini agar rekan-rekan yang mau mengambil jurusan pertanian setidaknya bisa menjawab sanggahan sinis yang ada tersebut.

Jika dirilik kebelakang, alasan utama negara-negara lain untuk menguasai Negara Indonesia adalah karena kelebihan tanah Indonesia yang berbeda dengan tanah-tanah negara lainnya. Negara Indonesia mempunyai anugrah yaitu memiliki tanah yang subur bahkan saking suburnya sampai-sampai dibuat lagu dengan kutipan lirik “tongkat kayu dan batu menjadi tanaman”. Ya, bisa kita tebak. Lirik lagu tersebut secara tidak langsung memang benar adanya.

Dari gambaran sederhana yang pertama tadi saja sudah bisa menjadi pelontar balik bumerang sanggahan buruk tersebut. Jadi pertanian bukan hanya sekedar mencangkul, kesawah atau mandi lumpur saja. Pada dasarnya jurusan pertanian memang diidentik dengan cangkul, sawah dan mengolah tanah. Tapi cobalah membuka mata dan melihat cakrawala pertanian lebih jauh. Pertanian sangat kompleks, kenapa saya menyebutkan kompleks? Karna filosofinya pertanian adalah keilmuan terapan.

Dalam arti secara umum, pertanian bisa dibagi menjadi dua poin penting, yaitu :

1. Tanaman
a.       Tanaman pangan (padi, jagung, umbi-umbian, dll).
b.      Tanaman hortikultura (sayur, buah, dll).
c.       Tanaman perkebunan (sawit, karet, dll).

2.  Hewan
a.       Ternak.
b.      Perikanan.

Dari arti secara umum saja sudah sangat menjawab paradigma sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. bukan hanya menanam padi dan mencangkul di ladang, itu hanyalah hal kecil di dalam jurusan pertanian. Pertanian yang sesungguhnya mencakup banyak hal, banyak aspek, yang terkandung di dalamnya seperti aspek sosial dan ekonomi.

Dalam kajian umum jurusan pertanian terdapat beberapa subsistem mulai dari hulu sampai ke hilir. Mulai dari bagaimana memproduksi suatu komuditas hingga sampai ke tangan konsumen akhir. Pada proses tersebutlah terdapat banyak peran kelembagaan. Bagaimana, pertanian sangat luas bukan? Bukan hanya kekantor dan mengerjakan dokumen secara monoton saja jika kita telah lulus dari jurusan pertanian.

Didalam jurusan pertanian, sangat banyak pilihan untuk bisa kita tekuni. Sebagai contoh : kita tertarik didalam bidang tanaman secara langsung, bisa kita mengambil jurusan agroteknologi. Disana kita akan mengkaji bagaimana menemukan suatu varietas baru dan mengembangkan varietas yang sudah ada. Di teknologi hasil pertanian, kita bisa membuat suatu inovasi terbaru tentang pengolahan hasil pertanian agar nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan menjual secara mentah atau agribisnis, disana penkajiannya seputar mekanisme penjualan produk. Itu baru secara umum. Disetiap cabang keilmuan jurusan pertanian semuanya diajarkan kok, seperti yang saya definisikan tadi.

Dari sekian banyak mata kuliah yang pernah saya ambil, saya sangat tertarik kepada kewirausahaan, yang mana seharusnya sebagai lulusan pertanian mampu menjadi wirausaha dalam bidang pertanian karena ilmu-ilmu yang diperoleh  selama kuliah sangat cocok diaplikasikan dalam bidang kewirausahaan di sektor pertanian. Tetapi sangat disayangkan, banyak para alumni jurusan pertanian yang pada akhirnya kurang tertarik ke dalam sektor pertanian dan lebih banyak bekerja di sektor lain diluar bidang pertanian.

Didalam prinsip keilmuan pertanian, kami selalu diberikan doktrin dan selalu mengubah cara pandang kami dan hal tersebut sangat bertolak belakang dengan pandangan masyarakat selama ini. Dimana kami diharuskan membuka lapangan kerja sendiri dan selalu diarahka agar jangan selalu tertuju menjadi pegawai dipemerintahan maupun swasta. Pada awalnya memang ironis pandangan saya, tetapi setelah terjun lebih dalam di bidang pertanian. Mata saya semakin terbuka, ternyata didalam keilmuan pertanian sangat banyak peluang bisnis yang bisa kita bukan.

Untuk yang masih mempercayai pandangan buruk tersebut pertanian tersebut dan menganggap pertanian hanyalah pelarian jurusan dan tidak mempunyai prospek baik di kemudian hari atau yang lebih parahnya lagi bahwa ada yang menganggap bahwa jurusan pertanian hanyalah mencangkul. Itu semua hanyalah kegensian dan kesangsian seseorang terhadap bidang ilmu pertanian karena sesungguhnya mereka sendiri memang tidak tahu arti pertanian itu sesungguhnya.

Kesimpulannya, apapun ilmu yang kita pelajari pasti memiliki manfaat masing-masing dan yang paling penting jangan pernah memandang rendah suatu ilmu atau merasa bidang ilmu yang kita pilih sekarang lebih bagus dari pada bidang keilmuan lainnya, karena pada dasarnya setiap bidang ilmu tersebut mempunyai keterkaitan satu sama lainnya.

No comments:

Post a Comment