ilustrasi pendaki |
Mendaki
gunung adalah kombinasi olahraga dan kegiatan rekreasi untuk mengatasi
tantangan dan bahaya pada lereng dan jurang untuk mendapatkan pemandangan yang
indah dari puncaknya walaupun harus melewati kesulitan ataupun memanjat tebing
menjelang puncaknya.
Apalagi
dewasa ini, olahraga mendaki sangat digandrungi terutama oleh kalangan remaja. Apalagi
setelah dirilisnya sebuah film 5cm yang sinopsis akhirnya menceritakan
perjuangan untuk mencapai puncak gunung sumeru, didalam film ini adrenalin kita
mungkin akan terpancing dan naluri alamiah kita akan terdorong untuk mencobanya
“mendaki”.
Namun
pada kenyataannya, saya secara pribadi sangat menyayangkan khususnya kepada
kalangan remaja yang masih bersifat Amatir. Dengan mengesampingkan fisik,
mental, persiapan dan peralatan hanya untuk bisa berfoto memengang kertas yang
viewnya pemandangan puncak gunung nan indah. Hampir di setiap perjalanan
mendaki, saya sering sekali menemukan para pendaki (yang mungkin seorang
pemula) yang melakukan banyak kesalahan yang fatal ditengah pendakian. Kadang saya
senyum-senyum sendiri saat melihat hal tersebut, karna teringat dulu saat saya
masih amatir juga pernah melakukan kesalahan-kesalahan semacam itu, heheheheh
*red.
Kita
semua pasti bermula dari satu satu titik awal, baik sekarang kita telah menjadi
seorang pendaki profesional, backpacer berpengalaman, atau petualang penakluk
puncak tertinggi, namun pada awalnya kita semua pasti memulai dari posisi yang
sama, yakni seorang pemula. Saat baru pertama kali melakukan pendakian, kita
pasti pernah mengalami perasaan ‘kaku’ dan bingung dengan berbagai hal yang
baru ditemui saat memasuki dunia pendakian, hingga akhirnya banyak melakukan
kesalahan-kesalahan bodoh yang tak seharusnya kita lakukan.
Salah
satu sifat alami manusia adalah selalu belajar untuk berubah ke arah yang lebih
baik. Dan salah satu metode belajar paling baik dan efektif adalah dengan
belajar dari kesalahan yang pernah kita lakukan.
Beberapa
kesalahan yang sering dilakukan para pendaki amatir berikut ini mungkin bisa
kita jadikan pembelajaran bersama agar kita dapat menjadi pendaki yang lebih
baik di kemudian hari. Terutama untuk
khatib sendiri... hehehehe *red.
1. Membawa banyak barang yang tidak penting.
Ini merupakan kesalahan yang biasa dilakukan oleh
para pendaki amatir. Cobalah untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi setiap
barang yang akan dibawa sebelum melakukan pendakian. Lihat kegunaan dan
prioritasnya, usahakan untuk tidak membawa dua barang yang fungsinya sama.
Contohnya membawa dua pasang sepatu, pertimbangkanlah untuk membawa sepasang
sepatu saja yang bisa digunakan dan diandalkan di segala medan.
Efisiensi da nilai praktis
barang dan peralatan merupakan acuan yang penting untuk dipertimbangkan, dengan
membawa sedikit barang yang efisien dan sesuai kebutuhan, beban keril yang
harus kita gendong sepanjang perjalanan akan menjadi lebih ringan dan simpel,
sehingga memudahkan pergerakan selama pendakian.
2. Minimnya waktu ekspedisi.
Disini juga banyak terdapat kesalahan, dimana
waktu selama pendakian yang minimal tiga hari malah dilapangan sering
dipersingkat menjadi dua hari saja. Selain waktu kita akan banyak untuk
menikmati keindahan alam di pegunungan, tubuh kita juga tidak tertalu lelah dan
dipaksa. Karna kesehatan sangat penting, coba jika sampai di puncak kita sakit,
semua anggota akan kewalahan.
3. Makanan (logistik) yang tidak memadai.
Cadangan makanan/ logistik adalah poin yang tidak
kalah pentingnya, kita harus mempertimbangkan banyak makanan yang kita bawa,
selain agar kampung
tengah aman. Kita juga harus memikirkan hal terburuk yang sekiranya
terjadi, contohnya kita tersesat di tengah hutan. Atau kehujanan di tengah
perjalanan, otomatis kita membutuhkan makanan yang nutrisinya sesuai dengan
tenaga yang kita keluarkan.
Tidak peduli kondisi cuaca.
Cuaca di gunung adalah salah satu hal yang tak
dapat ditebak dan diperkirakan dengan pasti. Namun, bukan berarti perkiraan
cuaca terkini bisa kita abaikan begitu saja. Meski jarang 100% akurat,
perkiraan cuaca bisa kita jadikan acuan untuk menentukan langkah persiapan yang
harus dilakukan.
Banyak pendaki yang melakukan kesalahan fatal
dalam memilih waktu pendakian saat cuaca sedang benar-benar buruk dan parahnya
mereka pergi dengan tanpa didukung persiapan peralatan yang memadai. Misalnya
tetap melakukan pendakian saat cuaca sangat buruk dengan tanpa membawa
peralatan pendukung seperti jas hujan, coverbag dan flysheet sebagai
pelindung diri dari hujan.
Cobalah untuk sedikit melakukan riset kondisi
cuaca sebelum berangkat, agar kita bisa menghindar dan mengantisipasi segala
kesulitan yang mungkin terjadi dengan persiapan fisik, peralatan dan perbekalan
yang memadai.
4. Memakai pakaian yang tidak sesuai.
Pakaian berbahan katun boleh saja dipakai jika
pendakian yang dilakukan hanya dalam waktu singkat. Namun untuk pendakian dalam
jangka waktu panjang, pakaian berbahan katun sangat tidak dianjurkan,
menggunakan pakaian jenis polyester sangat
dianjurkan jika mendaki dalam jangka waktu panjang.
Bahan polyester punya
lebih banyak keunggulan, yakni dapat kering dengan mudah dan cepat, hal
ini akan sangat berguna saat menghadapi hujan dan udara yang sangat dingin.
Kaus kaki berbahan wol juga lebih baik dibandingkan dengan bahan katun dan
jangan membawa pakaian jenis jeans. Selain sulit mengering juga tidak efektif
dalam menghadapi udara yang sangat dingin.
5. Tidak membawa barang-barang penting.
Jas hujan, alat makan, alat penerangan dan tissue
basah dan kering adalah beberapa barang yang sering terlupakan namun sangat
berfungsi. Cek dengan teliti barang-barang yang akan anda bawa saat packing,
pastikanlah jangan ada barang penting yang tertinggal di rumah.
6. Alat komunikasi.
Disini juga banyak saya temui kesalahan, dimana
alat komunikasi yang dibawa kurang memadai khusnya dari segi bateri. Bawalah
beberapa baterai cadangan atau membawa power bank untuk mengisi ulang. Disarankan
juga untuk membawa peralatan komunikasi lain seperti Handy Talky. Ini akan
sangat penting, selain baterainya awet, juga tidak terpengaruh singal BTS. Bisa
kita gunakan meskipun di dalam kondisi darurat.
7. Meninggalkan kabar.
Banyak mungkin di antara kita yang pernah
mendaki. Biasanya yang cewek saat pergi melakukan pendakian tidak memberi tahu
orang tuanya, karna dengan alasan takut jika tidak diberi izin untuk pergi
mendaki. Itu sangat bahaya, ingat. Ini alam bebas, akan banyak hal yang tidak terduga
yang akan kita temui di jalan. Jadi selalu beri kabar kepada orang terdekat
kita jika kita akan melakukan pendakian agar jika seandainya hal buruk terjadi
keluarga kita tidak kaget mendengar kabarnya. Dan juga sebelum memasuki gunung
bisakan mendaftarkan diri dan kelompok dulu di pos pendaftaran, harga masuknya
mungkin tidak seberapa. Namun ini sangat penting, dimana jika kita sempat
hilang atau kecelakaan maka pos akan segera melakukan tindak evakuasi.
8. Jagalah kelestarian gunung.
Sampah adalah salah satu hal terburuk yang
bisanya di tinggalkan oleh para pendaki, ketika turun dari pendakian. Selalu
membawa sampah-sampah kita dari atas dan dibawah ke bawah agar kelestarian
gunung selalu terjaga. Ingat, anak cucu kita juga ingin menikmati pemandangan
nan indah itu.
Tidak merusak kelestarian alam dengan membawa cat
spray, karna meninggalkan nama di batuan gunung bukan hal yang bijak. Juga
tradisi membawa pulang bunga keabadian (adelwais) agar dihilangkan, ingat
pendaki sejati tidak menginggalkal jejak kecuali kenangan dan hanya membawa
turun foto dokumntasi.
Sebagai catatan, tidak
semua pendaki amatir pernah melakukan
kesalahan-kesalahan seperti yang saya sebutkan di atas. Banyak juga pendaki
amatir yang cerdas dan bijak, selalu membekali dirinya dengan pengetahuan
sebelum melakukan pendakian, sehingga bisa menghindari kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi.
Tulisan ini hanya
sekedar sarana untuk berbagi dan sebagai
bahan pembelajaran bersama, bukan untuk menghakimi atau menggurui
siapapun. Mari kita bersama-sama berusaha untuk menjadi pendaki yang cerdas
dalam melakukan persiapan dan peduli dengan kelestarian alam.
No comments:
Post a Comment