Thursday, December 1, 2016

KESALAHAN FATAL PARA PENDAKI AMATIR

Oleh : Dayendra Sasri
ilustrasi pendaki

Mendaki gunung adalah kombinasi olahraga dan kegiatan rekreasi untuk mengatasi tantangan dan bahaya pada lereng dan jurang untuk mendapatkan pemandangan yang indah dari puncaknya walaupun harus melewati kesulitan ataupun memanjat tebing menjelang puncaknya.



Apalagi dewasa ini, olahraga mendaki sangat digandrungi terutama oleh kalangan remaja. Apalagi setelah dirilisnya sebuah film 5cm yang sinopsis akhirnya menceritakan perjuangan untuk mencapai puncak gunung sumeru, didalam film ini adrenalin kita mungkin akan terpancing dan naluri alamiah kita akan terdorong untuk mencobanya “mendaki”.



Namun pada kenyataannya, saya secara pribadi sangat menyayangkan khususnya kepada kalangan remaja yang masih bersifat Amatir. Dengan mengesampingkan fisik, mental, persiapan dan peralatan hanya untuk bisa berfoto memengang kertas yang viewnya pemandangan puncak gunung nan indah. Hampir di setiap perjalanan mendaki, saya sering sekali menemukan para pendaki (yang mungkin seorang pemula) yang melakukan banyak kesalahan yang fatal ditengah pendakian. Kadang saya senyum-senyum sendiri saat melihat hal tersebut, karna teringat dulu saat saya masih amatir juga pernah melakukan kesalahan-kesalahan semacam itu, heheheheh *red.

Kita semua pasti bermula dari satu satu titik awal, baik sekarang kita telah menjadi seorang pendaki profesional, backpacer berpengalaman, atau petualang penakluk puncak tertinggi, namun pada awalnya kita semua pasti memulai dari posisi yang sama, yakni seorang pemula. Saat baru pertama kali melakukan pendakian, kita pasti pernah mengalami perasaan ‘kaku’ dan bingung dengan berbagai hal yang baru ditemui saat memasuki dunia pendakian, hingga akhirnya banyak melakukan kesalahan-kesalahan bodoh yang tak seharusnya kita lakukan.

Salah satu sifat alami manusia adalah selalu belajar untuk berubah ke arah yang lebih baik. Dan salah satu metode belajar paling baik dan efektif adalah dengan belajar dari kesalahan yang pernah kita lakukan.

Beberapa kesalahan yang sering dilakukan para pendaki amatir berikut ini mungkin bisa kita jadikan pembelajaran bersama agar kita dapat menjadi pendaki yang lebih baik di kemudian hari. Terutama untuk khatib sendiri... hehehehe *red.


1. Membawa banyak barang yang tidak penting.


Ini merupakan kesalahan yang biasa dilakukan oleh para pendaki amatir. Cobalah untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi setiap barang yang akan dibawa sebelum melakukan pendakian. Lihat kegunaan dan prioritasnya, usahakan untuk tidak membawa dua barang yang fungsinya sama. Contohnya membawa dua pasang sepatu, pertimbangkanlah untuk membawa sepasang sepatu saja yang bisa digunakan dan diandalkan di segala medan.

Efisiensi da nilai praktis barang dan peralatan merupakan acuan yang penting untuk dipertimbangkan, dengan membawa sedikit barang yang efisien dan sesuai kebutuhan, beban keril yang harus kita gendong sepanjang perjalanan akan menjadi lebih ringan dan simpel, sehingga memudahkan pergerakan selama pendakian.



2. Minimnya waktu ekspedisi.


Disini juga banyak terdapat kesalahan, dimana waktu selama pendakian yang minimal tiga hari malah dilapangan sering dipersingkat menjadi dua hari saja. Selain waktu kita akan banyak untuk menikmati keindahan alam di pegunungan, tubuh kita juga tidak tertalu lelah dan dipaksa. Karna kesehatan sangat penting, coba jika sampai di puncak kita sakit, semua anggota akan kewalahan.


3. Makanan (logistik) yang tidak memadai.

Cadangan makanan/ logistik adalah poin yang tidak kalah pentingnya, kita harus mempertimbangkan banyak makanan yang kita bawa, selain agar kampung tengah aman. Kita juga harus memikirkan hal terburuk yang sekiranya terjadi, contohnya kita tersesat di tengah hutan. Atau kehujanan di tengah perjalanan, otomatis kita membutuhkan makanan yang nutrisinya sesuai dengan tenaga yang kita keluarkan.
Tidak peduli kondisi cuaca.

Cuaca di gunung adalah salah satu hal yang tak dapat ditebak dan diperkirakan dengan pasti. Namun, bukan berarti perkiraan cuaca terkini bisa kita abaikan begitu saja. Meski jarang 100% akurat, perkiraan cuaca bisa kita jadikan acuan untuk menentukan langkah persiapan yang harus dilakukan.

Banyak pendaki yang melakukan kesalahan fatal dalam memilih waktu pendakian saat cuaca sedang benar-benar buruk dan parahnya mereka pergi dengan tanpa didukung persiapan peralatan yang memadai. Misalnya tetap melakukan pendakian saat cuaca sangat buruk dengan tanpa membawa peralatan pendukung seperti jas hujan, coverbag dan flysheet sebagai pelindung diri dari hujan.

Cobalah untuk sedikit melakukan riset kondisi cuaca sebelum berangkat, agar kita bisa menghindar dan mengantisipasi segala kesulitan yang mungkin terjadi dengan persiapan fisik, peralatan dan perbekalan yang memadai.

4. Memakai pakaian yang tidak sesuai.

Pakaian berbahan katun boleh saja dipakai jika pendakian yang dilakukan hanya dalam waktu singkat. Namun untuk pendakian dalam jangka waktu panjang, pakaian berbahan katun sangat tidak dianjurkan, menggunakan pakaian jenis polyester sangat dianjurkan jika mendaki dalam jangka waktu panjang. 

Bahan polyester punya lebih banyak keunggulan, yakni dapat kering dengan  mudah dan cepat, hal ini akan sangat berguna saat menghadapi hujan dan udara yang sangat dingin. Kaus kaki berbahan wol juga lebih baik dibandingkan dengan bahan katun dan jangan membawa pakaian jenis jeans. Selain sulit mengering juga tidak efektif dalam menghadapi udara yang sangat dingin.

5. Tidak membawa barang-barang penting.

Jas hujan, alat makan, alat penerangan dan tissue basah dan kering adalah beberapa barang yang sering terlupakan namun sangat berfungsi. Cek dengan teliti barang-barang yang akan anda bawa saat packing, pastikanlah jangan ada barang penting yang tertinggal di rumah.

6. Alat komunikasi.

Disini juga banyak saya temui kesalahan, dimana alat komunikasi yang dibawa kurang memadai khusnya dari segi bateri. Bawalah beberapa baterai cadangan atau membawa power bank untuk mengisi ulang. Disarankan juga untuk membawa peralatan komunikasi lain seperti Handy Talky. Ini akan sangat penting, selain baterainya awet, juga tidak terpengaruh singal BTS. Bisa kita gunakan meskipun di dalam kondisi darurat.

7. Meninggalkan kabar.

Banyak mungkin di antara kita yang pernah mendaki. Biasanya yang cewek saat pergi melakukan pendakian tidak memberi tahu orang tuanya, karna dengan alasan takut jika tidak diberi izin untuk pergi mendaki. Itu sangat bahaya, ingat. Ini alam bebas, akan banyak hal yang tidak terduga yang akan kita temui di jalan. Jadi selalu beri kabar kepada orang terdekat kita jika kita akan melakukan pendakian agar jika seandainya hal buruk terjadi keluarga kita tidak kaget mendengar kabarnya. Dan juga sebelum memasuki gunung bisakan mendaftarkan diri dan kelompok dulu di pos pendaftaran, harga masuknya mungkin tidak seberapa. Namun ini sangat penting, dimana jika kita sempat hilang atau kecelakaan maka pos akan segera melakukan tindak evakuasi.

8. Jagalah kelestarian gunung.

Sampah adalah salah satu hal terburuk yang bisanya di tinggalkan oleh para pendaki, ketika turun dari pendakian. Selalu membawa sampah-sampah kita dari atas dan dibawah ke bawah agar kelestarian gunung selalu terjaga. Ingat, anak cucu kita juga ingin menikmati pemandangan nan indah itu.

Tidak merusak kelestarian alam dengan membawa cat spray, karna meninggalkan nama di batuan gunung bukan hal yang bijak. Juga tradisi membawa pulang bunga keabadian (adelwais) agar dihilangkan, ingat pendaki sejati tidak menginggalkal jejak kecuali kenangan dan hanya membawa turun foto dokumntasi.
 



Sebagai catatan, tidak semua  pendaki amatir pernah melakukan kesalahan-kesalahan seperti yang saya sebutkan di atas. Banyak juga pendaki amatir yang cerdas dan bijak, selalu membekali dirinya dengan pengetahuan sebelum melakukan pendakian, sehingga bisa menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

Tulisan ini hanya sekedar sarana untuk berbagi dan sebagai  bahan pembelajaran bersama, bukan untuk menghakimi atau menggurui siapapun. Mari kita bersama-sama berusaha untuk menjadi pendaki yang cerdas dalam melakukan persiapan dan peduli dengan kelestarian alam.

No comments:

Post a Comment